Cari Blog Ini

Selasa, 23 Juli 2019

KONTAK PERKASA FUTURES | Sepak Terjang Pendiri LinkedIn, Pria Berharta Rp 26,6 Triliun



KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA -  LinkedIn kini telah menjelma jadi jejaring sosial yang populer. Berbeda dengan Facebook, LinkedIn cenderung digunakan oleh para profesional untuk urusan kerja.

Kepopuleran LinkedIn membuat pendirinya Reid Hoffman menjadi kaya raya. Forbes mencatat, kekayaan bersih Reid sebesar US$ 1,9 miliar atau setara dengan Rp 26,6 triliun (kurs Rp 14.000). Bicara mengenai Reid, tak lengkap jika mengulas kehidupan pribadi serta sepak terjangnya di dunia bisnis.

Reid lahir di Palo Alto, California dari pasangan Deanna Ruth dan William Parker Hoffman Jr. Dia besar di Berkeley di California.

Dia menempuh studinya di The Putney School. Setelah itu, Reid melanjutkan sekolahnya di Universitas Stanford pada tahun 1990. Reid bisa dibilang cerdas. Saat kuliah, ia berhasil mendapatkan beasiswa Marshall Scholarship dan Dinkelspiel Award. Setelah itu, ia mendapat gelar master dalam bidang filsafat dari Wolfson College, Universitas Oxford pada tahun 1993.

Sejak kuliah, Reid ingin melakukan sesuatu yang bisa mempengaruhi atau menginspirasi banyak orang. Mulanya, dia percaya akademisi yang mampu mewujudkan hal tersebut. Seiring berjalannya waktu, ia menyadari akademisi dan menulis buku sangat sedikit dibaca orang. Menurutnya, wirausaha akan memberinya landasan yang besar.

Dari situ, Reid memutuskan untuk mengejar karir di bidang bisnis. Namun, dia butuh pengalaman untuk menjadi pebisnis.

Pada 1994, ia bergabung dengan Apple Computers. Ia menjadi Senior User Experience Architect yang bertanggung jawab atas desain dan peluncuran eWorld International, iklan baris, dan proyek strategis lainnya.

Pada tahun 1996, eWorld diakuisisi oleh AOL. Setelah bekerja di sana selama sekitar dua tahun, ia pindah untuk bergabung dengan Fujitsu Software Corporation selama sekitar satu setengah tahun sebagai Direktur Manajemen dan Pengembangan Produk pada Februari 1996.

Kemudian, Reid memulai usaha pertamanya pada Agustus 1997. Dia menciptakan SocialNet yakni paltform kencan online. Tak lama, portal kencan online itu ditutup dan Reid bergabung dengan PayPal di tahun 2000.

Tiga tahun di PayPal, Reid dikenal sebagai Firefighter-in-Chief. Dia diangkat sebagai COO pada saart PayPal diakusisi oleh eBay pada 2002 seharga US$ 1,5 miliar.

Setelah meninggalkan PayPal, ia kemudian menciptakan salah satu platform jaringan profesional terbesar di dunia, LinkedIn. LinkedIn didirikan bersama dua rekannya di SocialNet dan satu rekannya dari Fujitsu pada Desember 2002.

Filuncurkan pada Mei 2003, perusahaan telah memulai dengan investasi awal yang diterima dari Peter Thiel dan Keith Rabois. Sama seperti bisnis lainnya, LinkedIn tidak diterima dalam waktu cepat. Setidaknya, 20 pendaftaran terjadi untuk beberapa hari.

Pada akhir 2003 dan awal 2004, LinkedIn memperkenalkan fitur di mana orang dapat mengunggah alamat yang selanjutnya menarik dan mempercepat pertumbuhan. Selanjutnya, juga menambahkan berbagai fitur lain seperti grup dan ikatan dengan American Express untuk meningkatkan penawarannya kepada pemilik usaha kecil.

Dalam dua tahun ke depan, LinkedIn memperkenalkan beberapa perkembangan seperti pekerjaan dan langganan untuk bisnis, profil publik, rekomendasi, orang yang mungkin anda ketahui, dan lain-lain. Pada 2006 perusahaan telah mencapai profit.

Pada 2010, LinkedIn telah menjadi entitas global dengan beberapa kantor internasional dan valuasinya mencapai US$ 2 miliar.

Pada tahun 2011, setelah menerima total investasi sekitar US$ 110 juta dari investor termasuk Sequoia Capital, Greylock, Bain Capital Ventures, Bessemer Venture Partners dan European Founders Fund, LinkedIn menjadi perusahaan publik. Kepemilikan Reid di perusahaan diperkirakan US$ 2,34 miliar. Pada tahun yang sama, LinkedIn mengumumkan pendapatan senilai US$ 154,6 juta dalam pendapatan iklan saja yang jauh lebih dari Twitter.

Mengutip Forbes, Reid menjual LinkedIn ke Microsoft pada 2016 dengan nilai US$ 26,2 miliar. Selanjutnya, ia bergabung dengan Microsoft. KONTAK PERKASA FUTURES

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | KONTAK PERKASA FUTURES

2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES

3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES

4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | KONTAK PERKASA FUTURES

5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | KONTAK PERKASA FUTURES

6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | KONTAK PERKASA FUTURES

7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES

Tidak ada komentar:

Posting Komentar