Cari Blog Ini

Selasa, 23 Juni 2020

PT KONTAK PERKASA FUTURES | 'Hantu' Resesi Ekonomi Mengintai RI!



PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Resesi ekonomi menjadi momok yang ditakuti semua negara. Apalagi di masa pandemi saat ini risiko itu semakin besar terjadi.
Indonesia tidak luput dihantui oleh resesi ekonomi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan potensi Indonesia masuk ke jurang resesi ekonomi.

Kondisi ini bisa terjadi jika dalam masa pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) daya beli masyarakat tetap lesu.

Sri Mulyani menjelaskan dalam proyeksi pemerintah pemulihan ekonomi diharapkan bisa terjadi selama masa pelonggaran PSBB. Di saat bersamaan biaya penanganan COVID-19 yang mulai tersalurkan dan dengan dukungan belanja bisa mendongkrak pertumbuhan di triwulan III dan IV sebesar 1,4%. Tapi sebaliknya, jika triwulan II dan III ekonomi Indonesia negatif maka bisa resesi.

"Kalau seandainya dalam zona negatif, bisa negatif 1,6, itu secara teknis kita bisa resesi kalau pertumbuhan kuartal II negatif, kuartal III negatif, maka Indonesia bisa masuk dalam zona resesi," tutur Sri Mulyani dalam rapat dengan Komisi XI DPR, di Gedung DPR Jakarta, Senin (22/6/2020).

"Makanya kuartal III kita dorong sebisa mungkin di atas 1%," tutur Sri Mulyani.

Selain itu, Sri Mulyani menambahkan, pemerintah berharap pada kuartal IV nanti ekonomi bisa tumbuh di level 3%. Harapan ini sejalan dengan berbagai insentif untuk dunia usaha, termasuk UMKM.

"Kuartal IV sejalan belanja pemerintah dan insentif dunia usaha serta program UMKM mulai jalan, kita berharap kuartal IV pertumbuhan ekonomi sudah di atas 3% atau 3,4%, tapi juga kasus sangat buruk ada sekitar 1%," terang Sri Mulyani.

"Jadi kurang lebih 1-3,4% outlook kita secara full year, hingga -0,4 hingga positif 1% full year," sambung mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksi pertumbuhan ekonomi nasional akan negatif 3,8% pada kuartal II-2020. Angka proyeksi tersebut semakin dalam jika dibandingkan proyeksi sebelumnya yang negatif 3,1%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan negatifnya ekonomi di kuartal II-2020 terlihat dari beberapa indikator, salah satunya adalah penjualan mobil yang terjun bebas 93,21%, sementara motor turun 79,31%.

"Jadi dalam sekali, demikian juga dengan impor bahan baku," kata Suhariyanto di ruang rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (22/6/2020).

Selain itu, sinyal lainnya juga bisa dilihat dari jumlah penumpang angkutan transportasi. Di sektor udara terjadi penurunan 87,91% di kuartal II-2020.

"Ini semua perlu di antisipasi baik dari permintaan, penawaran, dan pada akhirnya investasi," tegas dia.

Sebelumnya, kondisi perekonomian Indonesia diprediksi semakin menurun di kuartal II-2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan ekonomi nasional akan negatif 3,8% pada kuartal II tahun ini.

Hal itu diungkapkannya saat menjadi pembicara kunci pada acara Townhall Meeting Kementerian Keuangan secara virtual, Jumat (19/6/2020).

Dia mengatakan merosotnya perekonomian Indonesia diakibatkan oleh kebijakan pembatasan sosial. Kemerosotan ekonomi tidak hanya dialami Indonesia, melainkan seluruh dunia, bahkan ekonomi global diprediksi negatif hingga 7%.

"Kita beruntung pada kuartal I bertahan di 2,97%. Namun kuartal II kita alami tekanan kemungkinan dalam kondisi negatif, BKF (Badan Kebijakan Fiskal) bilang -3,8%," kata Sri Mulyani.

Ekonomi Indonesia tahun ini babak belur dihantam pandemi virus Corona atau COVID-19. Pemerintah sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya 1%, bahkan skenario terburuknya bisa mencapai -0,4%.

Proyeksi itu kembali dibahas dalam rapat dengan Komisi XI yang membahas asumsi dasar dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) RAPBN tahun anggaran 2021 di gedung DPR, Jakarta, Senin (22/6/2020).

Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Kamrussamad meminta pemerintah untuk mempersiapkan diri jika terjadi skenario paling buruk, atau ekonomi sampai minus tahun ini. Apalagi saat ini banyak lembaga internasional yang memberikan proyeksi pertumbuhan ekonomi RI tak sampai 1%.

"Lima lembaga Internasional tidak ada yang memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 1% tahun 2020 ini, yang tertinggi hanya 0,5%. Apa yang mendasari proyeksi Pemerintah bahwa ekonomi masih bisa tumbuh positif setidaknya 1% di 2020. Kami mendesak tim ekonomi Pemerintah untuk jujur agar publik bisa percaya terhadap arah kebijakan sudah tepat," tuturnya.

Baca juga: Setoran Dividen BUMN 2021 Diprediksi Merosot
Dia meminta pemerintah untuk menyiapkan skenario jika pertumbuhan ekonomi tahun ini sampai minus. Dengan begitu pemerintah bisa menetapkan target pertumbuhan ekonomi di 2021 lebih realistis.

Kamrussamad juga mengkritik asumsi dasar ekonomi makro KEM PPKF tahun 2021 yang dinilai terlalu optimistis. Pemerintah percaya pemulihan ekonomi akibat COVID-19 akan terjadi dengan cepat atau dengan model V.

Menurutnya skenario model W dalam artian ada kemungkinan gelombang kedua pandemi terjadi dan model L yang berarti pemulihan ekonomi tidak terjadi secara cepat perlu dipertimbangkan. Hal itu bermanfaat untuk langkah antisipasi jangka menengah mengingat skenario jaring pengaman sosial kita hanya 3 bulan, 6 bulan, dan setahun.

Sementara Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Mukhamad Misbakhun menambahkan, pemerintah boleh saja memasang target pertumbuhan ekonomi, tapi dia meminta pemerintah untuk benar-benar mempersiapkan bagaimana target itu bisa tercapai.

"DPR akan ikuti pemerintah, tapi mengingatkan pemerintah tentang beberapa hal sangat serius yakni apakah dan bagaimana pertumbuhan ekonomi itu dicapai," tuturnya.

Hal itu diungkapkannya lantaran permasalahan mendasar yang membuat ekonomi Indonesia tertekan belum ada jalan keluarnya. Hingga saat ini belum ada vaksin untuk COVID-19. Meski diterapkan new normal risiko terjadinya gelombang kedua masih terbuka lebar. PT KONTAK PERKASA FUTURES

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA FUTURES
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA FUTURES
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar