Cari Blog Ini

Senin, 15 Juni 2020

KONTAK PERKASA FUTURES | Duit Asing Serbu RI, ke Mana Arah IHSG Pekan Ini?

Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (13/2). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini pukul 12.00 menurun-0,67% ke posisi 5,873,30. Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh sentimen atas ketakutan pasar akan penyebaran wabah virus corona.

KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi bakal menguat di awal pekan ini. IHSG diyakini menguat 25 poin dengan support di level 4.800 sampai 4.712 dan resistance di level 4.969 sampai 5.139.

"IHSG kami perkirakan berpeluang menguat pekan depan dengan kecenderungan menguat di awal pekan dan berpeluang koreksi di akhir pekan," kata Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee kepada detikcom, Senin (15/6/2020).

Menurut Hans, penguatan tersebut didorong oleh sentimen positif dari dalam negeri karena adanya kenaikan cadangan devisa yang merupakan indikasi aliran dana asing yang kembali masuk ke pasar modal RI. Sekaligus berkat pengalihan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kepada masa transisi yang mulai berlaku hari ini.

"Karena kenaikan cadangan devisa dan transisi PSBB jadi faktor pendukungnya," sambungnya.

Kemudian, Bank Sentral Amerika diprediksi bakal mempertahankan suku bunga dan diperkirakan tak ada kenaikan sampai tahun 2022. Hal tersebut tentu menjadi kabar baik bagi pasar negara berkembang termasuk Indonesia.

"Likuiditas dolar akan sangat cair," ucapnya.

Terlepas dari itu, sentimen global masih akan mempengaruhi pasar modal secara negatif. Salah satunya dipicu oleh kekhawatiran akan terjadinya gelombang kedua COVID-19.

"Pasar keuangan dunia sempat khawatir dengan gelombang kedua COVID-19 ditandai kenaikan kasus di California, Texas dan Arizona ditambah lagi dengan aksi demonstrasi protes atas kematian George Floyd dianggap berpotensi menaikkan kasus infeksi Corona," tuturnya.

Selain itu, prediksi dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dan Bank Dunia yang menunjukkan ekonomi masih akan menghadapi pertumbuhan negatif juga menjadi sentimen negatif bagi pasar.

"Prediksi ini menandakan potensi perlambatan laba korporasi," tutupnya. KONTAK PERKASA FUTURES

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | KONTAK PERKASA FUTURES
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | KONTAK PERKASA FUTURES
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | KONTAK PERKASA FUTURES
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | KONTAK PERKASA FUTURES
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar