Cari Blog Ini

Selasa, 25 Juni 2019

PT KONTAK PERKASA | Apa Bill Gates Juga Menyesal Pernah Selamatkan Apple?



PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Baru-baru ini, Bill Gates mengatakan bahwa salah satu penyesalan terbesarnya adalah tak dapat menghentikan laju Android di industri ponsel, walau ia tidak benar-benar melakukan kesalahan karena itu. Menariknya, ia sejatinya sempat melakukan keputusan yang terbilang sangat kontroversial, yakni membantu Apple dari masalah keuangan.

Memutar waktu ke belakang, periode 1990an bisa dibilang menjadi salah satu masa paling suram bagi Apple. Kala itu, produsen iPhone tersebut hampir bangkrut lantaran produk-produknya gagal di pasaran dan membuat harga sahamnya anjlok drastis.

Prahara yang merundung Apple membuat Steve Jobs harus turun tangan untuk kembali memegang tanggung jawab sebagai CEO. Sebelumnya, pada 1985, ia sempat keluar dari Apple.

Salah satu kegiatannya ketika tak lagi menangani operasional perusahaan besutannya itu adalah mendanai Pixar. Bahkan, ia menjabat sebagai executive producer untuk Toy Story yang dirilis pada 1995. Kini, film tersebut sudah memiliki edisi keempat dalam diri Toy Story 4.

Kembali lagi soal prahara Apple. Bisa dibilang, satu hal yang dimiliki oleh Steve namun tidak dengan CEO terdahulu adalah kedekatannya dengan Bill. Ya, itu jadi salah satu faktor terbesar dalam selamatnya Apple dari lubang jarum.

Pada 1997, Apple menerima investasi dari Microsoft sebesar USD 150 juta. Itu merupakan bagian dari kontrak kerja sama antara dua perusahaan tersebut dengan durasi lima tahun.

"Bill, terima kasih. Dunia jadi tempat yang lebih baik," ucap Steve setelah pendiri Microsoft itu setuju untuk memberikan investasi tersebut.

Dalam kontrak itu sendiri, Microsoft setuju untuk menyediakan software Microsoft Office untuk perangkat Mac. Sebagai gantinya, Internet Explorer menjadi browser default di perangkat-perangkat Apple.

Selain itu, Apple juga setuju untuk menghentikan tuduhannya terhadap Microsoft terkait penjiplakan sistem operasinya. Di sisi lain, kontrak ini pun disebut merupakan salah satu cara bagi Microsoft agar tidak dijatuhi penalti lantaran memonopoli pasar, sekaligus membuatnya tampak sangat kompetitif kala itu.

Patut diketahui bahwa sebelum mendapat dana segar itu, Apple kehilangan lebih dari USD 1,5 miliar dalam setahun ke belakang. Valuasinya kala itu pun tak sampai USD 3 miliar.

Investasi dari Microsoft itu dimanfaatkan Steve untuk mengatasi bisnis Mac yang tengah lesu dengan menghasilkan iPod. Setelahnya, lahir lah iPhone dan iPad yang kemudian membuat nama Apple melambung tinggi hingga kini, menjadikannya sebagai salah satu perusahaan paling bernilai di dunia.

Walau terlihat sangat kontroversial, namun keputusan Bill yang mengizinkan Microsoft dalam menyuntikkan dana sebesar USD 150 juta ke Apple kala itu tidak membuatnya menyesal. Bahkan, ia menyebut hasil keputusannya itu berjalan dengan baik.

"Faktanya, tiap tahunnya, selalu ada yang baru yang dapat kita lakukan melalui Mac dan ini merupakan bisnis yang baik bagi kami," ucapnya dalam sebuah konferensi pada 2007 silam.

Ya, selepas kontrak yang disetujui pada 1997 itu, keduanya memang seakan bersama-sama membangun roadmap industri komputasi hingga kini. Tetapi harus diakui persaingan kedua perusahaan tidak benar-benar terhapus -- salah satunya ketika Apple sukses besar dengan iPhone dan Microsoft gagal lewat Windows Phone.

Baik Apple maupun Microsoft juga terus berlomba dalam hal valuasi untuk bisa menjadi perusahaan teknologi paling bernilai di dunia. Kini, Apple terpantau memiliki kapitalisasi pasar sebesar USD 914 miliar, sedangkan Microsft saat ini bernilai USD 1,05 triliun.

Terlepas dari kepentingan yang ada di dalam diri masing-masing Apple dan Microsoft kala itu, tidak menyesalnya Bill dalam membantu Steve bisa dibilang lantaran hubungan keduanya yang memang sangat dekat. Hal ini tampak dalam ucapan Bill ketika Steve meninggal pada 2011.

"Steve dan saya pertama kali bertemu hampir 30 tahun lalu, dan kami telah menjadi kolega, kompetitor, dan teman selama lebih dari separuh masa hidup kami," ujarnya kala itu.

"Sangat langka bagi dunia untuk melihat seseorang yang telah memberikan dampak penting sebagaimana sudah dilakukan oleh Steve, dampak yang dapat dirasakan oleh generasi-generasi selanjutnya. Bagi mereka yang cukup beruntung untuk bekerja bersamanya, itu merupakan kebanggaan yang sangat besar. Saya akan sangat merindukan Steve," tuturnya memungkas.

Dan begitulah. Gates kini memang mengaku menyesal tak kuasa membawa Microsoft memenangi persaingan dengan Android, saat kedua kubu jadi rival dalam memperebutkan takhta sebagai sistem operasi (OS) standar di ponsel non-Apple. Tapi ia tak pernah menyesali bantuannya ke Apple di masa lalu.

Padahal jika waktu itu Gates tak mengulurkan tangan, Apple bisa saja sudah bangkrut duluan sebelum iPhone dilahirkan tahun 2007. Jika itu yang terjadi, peta persaingan smartphone, dan sistem operasinya, sangat mungkin menghadirkan gambaran yang sama sekali berbeda saat ini. PT KONTAK PERKASA

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar