Cari Blog Ini

Selasa, 11 Juni 2019

KONTAK PERKASA FUTURES | Sri Mulyani Waspadai Ketegangan Perang Dagang AS-China


 
KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku bahwa risiko dari tekanan ekonomi dunia semakin mendekati kenyataan. Hal itu menyusul belum adanya kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dengan China untuk menyudahi perang dagang.

Selama acara pertemuan menteri keuangan negara-negara G20 di Fukuoka, Jepang beberapa hari kemarin. Sri Mulyani bercerita, bahwa kondisi perang dagang AS dengan China masih jauh dari titik temu.

"Bahwa posisi belum berubah dalam artian bahwa ketegangan dari perdagangan internasional itu dari sisi retorika maupun action-nya masih sama. Bahkan kita melihat ada kecenderungan lebih menguat," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2019).

Belum adanya titik temu, kata Sri Mulyani juga lantaran China menginginkan penyelesaian masalah perdagangan dengan multilateral namun AS menginginkan secara bilateral.

Lalu, lanjut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan pertemuan serta pertukaran kebijakan antara kedua negara pun masih jauh terlaksana.

"RRT menganggap mereka telah melakukan apa yang diminta selama ini namun dari AS anggap belum cukup sehingga kita melihat memang lebih dalam keseluruhan pembahasan G20 ini risiko global, downside risk terealisir," ujar dia.

Kendati demikian, wanita yang akrab disapa Ani ini menyebut organisasi internasional seperti IMF, OECD, hingga World Bank (WB) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Hal itu dampak dari perang dagang.

"Makanya kemudian IMF, OECD, WB seluruhnya mengatakan dengan adanya risiko downside risk yang terealisir ini proyeksi output tahun ini menurun," jelas dia.

"Kalau di IMF 3,3% ini sudah 0,5% lebih rendah dari original projection untuk 2019, untuk di WB juga sama penurunannya," tambah dia.

Bahkan, kata Sri Mulyani, yang perlu diwaspadai Indonesia adalah pelemahan volume perdagangan internasional tahun ini yang tumbuh 2,6% atau terendah sejak 2008.

"Artinya untuk Indonesia kita akan melihat bahwa tantangan dari growth global yang melemah itu untuk paruh ke dua menjadi sangat nyata," ungkap dia. KONTAK PERKASA FUTURES

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | KONTAK PERKASA FUTURES

2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES

3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES

4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | KONTAK PERKASA FUTURES

5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | KONTAK PERKASA FUTURES

6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | KONTAK PERKASA FUTURES

7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES

Tidak ada komentar:

Posting Komentar