Cari Blog Ini

Rabu, 15 Juli 2020

PT KONTAK PERKASA FUTURES | 'TikTok Tak Lebih Berbahaya dari Facebook dkk'


PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA
- Belakangan muncul banyak seruan untuk tak menggunakan TikTok karena dianggap banyak mencuri data pribadi. Sebenarnya, apakah TikTok memang berbahaya?
Seruan ini salah satunya muncul dari Menteri dalam Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, yang menyerukan kemungkinan pemerintah AS bakal memblokir TikTok. Lalu sejumlah perusahaan pun sudah mulai melarang pegawainya untuk menggunakan aplikasi asal China tersebut.

Namun menurut pakar keamanan siber, TikTok tak lebih berbahaya ketimbang aplikasi media sosial seperti Facebook dan lainnya. Richard Forno, direktur program cybersecurity di University of Maryland menyebut TikTok tak lebih berbahaya ketimbang Facebook ataupun aplikasi Google.

"Saya pikir TikTok tak berbeda jauh dibanding aplikasi media sosial lainnya, layanan ataupun platform. Saya pikir TikTok diserang karena hubungannya dengan China," ujar Forno.

Lalu ada juga ahli di ProPrivacy, sebuah lembaga advokasi privasi digital asal Inggris. Mereka menyebut kontroversi yang terjadi saat ini dengan TikTok adalah mereka dimiliki oleh perusahaan yang berbasis di Beijing, dan bukan perusahaan asal negara Barat.

TikTok dimliki oleh ByteDance, sebuah perusahaan asal China. Beberapa bulan belakangan beredar rumor yang menyebut pemerintah China menggunakan aplikasi tersebut untuk memata-matai semua penggunanya di seluruh dunia.

Namun TikTok juga punya pembelaan terhadap tuduhan ini. Juru bicara TikTok menyebut perusahaan tersebut dipimpin oleh CEO asal Amerika Serikat, dan mempunyai ratusan karyawan yang berasal dari Amerika Serikat.

"Kami tak punya prioritas lebih tinggi ketimbang mempromosikan pengalaman penggunaan aplikasi yang aman bagi semua pengguna kami. Kami tak pernah memberikan data pengguna ke pemerintah China, dan juga tak akan memberikannya jika diminta," ujarnya.

Saat ini TikTok menyimpan semua data penggunanya di Amerika Serikat dengan server cadangan yang berlokasi di Singapura, demikian dikutip dari Digital Trends, Selasa (14/7/2020).

Bahkan kalaupun TikTok memang memata-matai penggunanya, para ahli menyebut kalau semua aplikasi media sosial yang ada saat ini melakukan hal yang sama.

"Jika anda melihat aplikasinya, itu tak lebih baik atau buruk dari platform media sosial lainnya yang pernah punya masalah privasi besar selama satu dekade ke belakang," ujar Heather Federman, VP privacy and policy di BigID.

"Bedanya (TikTok) adalah aplikasi asal China. Dalam hal persepsi, hal itu tak terlihat bagus. Namun realitanya, ini adalah hal yang sama dengan aplikasi lainnya," tambahnya. PT KONTAK PERKASA FUTURES

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA FUTURES
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA FUTURES
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar