Cari Blog Ini

Kamis, 11 April 2019

PT KONTAK PERKASA FUTURES | Petani Keluhkan Impor Gula yang Bocor ke Pasar Tradisional



PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) berharap pemerintah realistis dengan kondisi gula dan petani tebu terkait Impor Gula. Hal itu diutarakan oleh Ketua DPP APTRI Soemitro Samadikoen kepada wartawan dan sejumlah petani tebu Kediri saat menghadiri acara di Bukit Daun Hotel.

Menurut Soemitro saat ini langkah pemerintah melakukan impor kurang sesuai dengan kondisi lapangan. Gula Impor yang beredar di pasaran telah melebihi dari kebutuhan konsumsi warga masyarakat.

Saat ini kebutuhan gula untuk Tanah Air, sekitar 2,8 juta ton sedangkan produksi gula yang dihasilkan oleh petani sekitar 2,2 juta ton. Sementara pemerintah melakukan impor gula sebesar 3,6 juta ton.

"Produksi gula sebesar 2,2 juta ton harus memenuhi kebutuhan konsumsi gula sebesar 2,8 juta ton berarti kita kurang sekitar 600 ribu ton. Tapi untuk menutupi kekurangan yang 600 ribu ton pemerintah malah impor gula sebanyak 3,6 juta ton. berarti stok gula jadi berlebih sebanyak 3 juta ton," kata Soemitro saat diskusi Meningkatkan Produktivitas Gula Jelang Bulan Ramadhan, Kediri, Selasa, (9/4/2019).

Dari 3 juta ton gula impor yang berlebih itu dijual ke pasar tradisional dengan harga murah, sehingga menggerus gula lokal yang diproduksi petani Tanah Air.

"Karena gula impor berlebih, maka dijual ke pasar tradisional. Dijualnya pun dengan harga murah di bawah harga dari gula lokal yang dihasilkan oleh petani kita. Hal ini yang akan membuat petani Tanah Air merugi, kasihan," imbuh Soemitro.

Diakui Soemitro, impor masih dibutuhkan karena produksi dalam negeri juga belum bisa menutupi tingkat konsumsi masyarakat.

"Kebutuhan gula kita secara nasional sebanyak 2,8 juta ton, tapi petani tebu kita hanya bisa sekitar 2,2 juta jadi kekurangannya sekitar 600 ribu ton, seharusnya gula yang diimpor pemerintah ya 600 ribu ton saja, jangan sampai 3,6 juta ton," pungkas Soemitro.

Ia mengatakan, sebenarnya pihaknya tidak mempermasalahkan dengan adanya gula impor. Namun harus disesuaikan dengan kebutuhan konsumsi gula nasional. PT KONTAK PERKASA FUTURES

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA FUTURES
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA FUTURES
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES

Tidak ada komentar:

Posting Komentar