Cari Blog Ini

Kamis, 31 Oktober 2019

PT KP PRESS | Belajar Cetak Rp 256 T dari Pria yang 'Gagal' Belajar Matematika

Foto: Stephen Schwarzman (itimewa/Forbes)

PT KP PRESS SURABAYA - Stephen Schwarzman (72) adalah seorang miliader asal Amerika Serikat (AS) yang memiliki kekayaan sebesar US$ 18,3 miliar atau setara dengan Rp 256,9 triliun (kurs Rp 14.000). Kekayaan tersebut ia raih dari perusahaan ekuitas miliknya, yakni Blackstone Group.

Dilansir dari Investopedia, Kamis (31/10/2019), Blackstone Group adalah perusahaan yang bergerak dalam pembelian aset, manajer aset dengan nilai aset yang dikelola sebesar US$ 554 miliar atau Rp 7.777 triliun, pengakuisisi real estate, pembiayaan utang, dan sebagainya. Blackstone juga bertanggung jawab untuk mengawasi pengelolaan dana pensiun, dana kekayaan negara atau sovereign wealth funds (SWF), dan juga sebagai invesor di beberapa institusi. Blackstone adalah perusahaan 'pengelola uang' terbesar di dunia.

Dibalik itu semua, Stephen memiliki cerita perjuangan yang membuka mata semua pembaca bahwa semua keberhasilannya merupakan hasil jerih payahnya.

Stephen merupakan pria kelahiran 1947. Dulunya, ia tumbuh dalam keluarga penganut agama Yahudi di Abington, Penn. Orang tua Stephen memiliki usaha toko penjual bahan atau rempah-rempah kering.

Kilas balik ke masa sekolahnya, pernah mengakui bahwa dirinya tak unggul dalam mata pelajaran matematika. Pada kelas 11 atau tahun keduanya di sekolah menengah atas, Stephen berhenti belajar matematika. Menurutnya, pelajaran kalkulus tak mampu dijangkaunya.

Ketika ia menginjak jenjang perguruan tinggi, ia memilih untuk mengambil jurusan yang berkaitan dengan ilmu sosial, seperti sosiologi dan psikologi. Ia memilih jurusan yang sangat jauh dari dunia perbankan atau akutansi.

Pada tahun 1969, Stephen lulus dari Yale. Ia kemudian mengawali karirnya di perusahaan manajemen aset institusional bernama Donaldson, Lufkin & Jenrette (DLJ). Kala itu, DLJ baru saja melakukan penawaran saham perdana di bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street. DLJ merupakan perusahaan milik Bill Donaldson yang juga mendirikan Yale School of Management. Tak berapa lama, perusahaan tersebut mati.

Pada saat ia masih berkarir di DLJ, Stephen pernah ditugaskan untuk mewawancarai seorang eksekutif dari perusahaan publik untuk menentukan apakah sahamnya akan membuat investasi yang baik. Namun, banyak pertanyaan yang tak dijawab esksekutif tersebut. Sejak itu, ia menyadari bahwa banyak eksekutif perusahaan yang tak mau mengungkapkan rincian laporan keuangan perusahaannya karena hukum perdagangan yang berlaku di internal.

Usai menghadapi kondisi tersebut di mana ia kesulitan menggali informasi dari kliennya, Stephen memutuskan untuk melanjutkan studinya ke Harvard Business School. Harapannya, ia bisa menemukan jalan untuk melihat potensi perusahaan dan memperoleh solusi ketika ia menghadapi klien seperti yang sebelumnya itu.

Sejak itu, Stephen terus mendalami kecintaan terhadap dunia keuangan perusahaan. Ia terus belajar tentang pasar saham, industri manajemen keuangan perusahaan, dan bagaimana menganalisis laporan keuangan.

Dengan gelar Magister Bisnis Administrasi (MBA) Harvard, pada tahun 1972 Stephen melamar kerja di perusahaan investasi raksasa, Lehman Brothers. Di usianya ke-31 tahun, Stephen berhasil menjabat sebagai Direktur Pelaksana Global Merger dan Akuisisi untuk Lehman.

Pada tahun 1984, ia berhasil mengakuisisi American Express Company (AXP) untuk Lehman Brothers. Setelah itu, ia meninggalkan Lehman Brothers, dan menggaet mantan bosnya, Pete Peterson yang juga telah ke luar dari Lehman Brothers di awal tahun 1984 untuk memulai sebuah perusahaan investasi.

Satu tahun kemudian, tepatnya tahun 1985, Stephen dan Pete membentuk Blackstone Group dengan modal sebesar US$ 400 ribu atau sekitar Rp 5,6 miliar dari kantong mereka sendiri. Kala itu, Stephen tak berambisi untuk mengejar perusahaannya bisa masuk ke Wall Street. Menurutnya, perusahaan privat akan memberi keyakinan dan transparansi kepada investor secara pribadi. Akses informasi pun akan lebih rinci dan memungkinkan Blackstone untuk menganalisis peluang investasi lebih besar.

Stephen dan Peter dikenal para investor sebagai orang yang memiliki sedikit pengalaman dalam industri ekuitas swasta. Sehingga, awalnya para investor ragu memberi mereka uang untuk meluncurkan dana pertama mereka.

Oleh sebab itu, dua orang tersebut memutuskan untuk berbisnis sebagai konsultan merger dan akuisisi perusahaan untuk beberapa tahun ke depan guna membangun kredibilitas. Salah satu prestasi Blackstone yang paling menonjol yakni pada tahun 1988, ketika mereka sukses memberikan saran jitu kepada Corporation (CBS) untuk menjual anak perusahaan mereka, CBS Records ke Sony Corporation (SNE).

Pada tahun 1987, Stephen sukses mengumpulkan dana sebesar US$ 800 juta untuk dana ekuitas pertama Blackstone, Blackstone Capital Partners I, L.P. Penyuntik dana tersebut adalah Prudential Financial Inc. (PRU) dan General Motors Company (GM). Dana yang terkumpul digunakan untuk membeli perusahaan menggunakan strategi yang disebut leveraged buyout.

Dana ekuitas swasta biasanya dibentuk sebagai kemitraan terbatas. Investor luar, yang berkontribusi sebagian besar untuk modal kemitraan berperan pasif dalam manajemen aset, sehingga mereka dikenal sebagai mitra terbatas. Mitra umum, dalam hal ini adalah Blackstone, menyumbang sejumlah kecil dana untuk kemitraan dan bertanggung jawab untuk mengalokasikan dana gabungan ke sejumlah peluang investasi yang berbeda. Sehingga, mitra umum menerima biaya manajemen, yang biasanya merupakan persentase dari total aset dalam kemitraan, serta persentase dari keuntungan yang direalisasikan.

Sebagai contoh, katakanlah bahwa Blackstone menggunakan struktur kompensasi manajemen dana industri standar sebesar 2% dari aset yang dikelola, dan 20% dari keuntungan. Jika Blackstone mengelola kemitraan terbatas dengan total aset US$ 500 juta yang merealisasikan pengembalian US$ 150 juta pada tahun tertentu, Blackstone akan menerima dana manajemen sebesar US$ 40 juta. Blackstone juga akan memperoleh dana tambahan dari modal aktual yang diinvestasikan dalam kemitraan.

Sejak awal, Blackstone telah mengumpulkan lebih dari US$ 75 miliar untuk delapan dana ekuitas swasta saja. Pendapatan terbarunya, Blackstone Capital Partners VIII, mengumpulkan US$ 26 miliar pada 2019. Dana tersebut merupakandana ekuitas swasta terbesar dalam sejarah Amerika Serikat (AS).

Menurut presentasi Stephen di Yale, dana ekuitas pribadinya meliputi pengembalian rata-rata tahunan sebesar 23% dari tahun 1988 hingga 2008. Mencapai 19,1% pada tahun 2018, mereka menghargai 2,6% pada kuartal ketiga tahun 2019.

Sejak meluncurkan dana ekuitas swasta pertama perusahaannya pada tahun 1988, Schwarzman telah secara signifikan memperluas segmen bisnis Blackstone. Perusahaan terus menjadi konsultan merger dan akuisisi serta manajemen dana ekuitas swasta. Selain itu, Blackstone mengelola sejumlah dana lindung nilai dan kemitraan investasi real estate. Pada 2012, tim real estate Stephen mengakuisisi sekitar 50.000 rumah keluarga tunggal di seluruh Amerika Serikat dengan harapan mengubahnya menjadi properti sewaan.

Pada tahun 200, Blackstone Group masuk bursa saham AS. Penawaran saham perdananya memperoleh dana US$ 4 miliar. Pada tahun 2014, dilaporkan bahwa Stephen menerima US$ 690 juta dalam bentuk dividen Blackstone saja. PT KP PRESS

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar